Pentigraf - Kasim (6)

 


"KITA DAMAI SAJA YA"

(PENTIGRAF – Cerpen Tiga Paragraf)

Kang Khasan

Kasim datang ke Sekolah agak terlambat, di halaman sekolah tidak ada anak berkeliaran, sebagian penjual jajanan sudah pindah ke tempat lain, ibu-ibu muda yang mengantar anaknya bergerombol ngobrol kesana kemari sekedar menghabiskan waktu, pertanda proses pembelajaran sudah dimulai.

Dengan muka lesu Kasim mengetuk pintu sambil berucap salam, melihat Kasim yang datang, Bu Siti pendamping kelas B buru-buru mengajaknya menyendiri, takut berulah dan mengganggu murid lainya; sebelum ditanya, sebelum ditanya Kasim meminta maaf duluan atas keterlambatnya dengan memberikan alasan bangun kesiangan, semalam menghadiri sholawatan di Desa sebelah, “kalau mengaku salah berarti siap dihukum ya” kata bu Siti, “dihukum Bu?” Kasim  bertanya sambil mengangguk-anggukaan kepala, wajahnya agak berubah lebih bersemangat “berarti bu Siti juga harus siap dihukum ya?” lanjut Kasim, “apa maksudmu Nak?” tanya bu Siti.

Beberapa hari yang lalu kan bu Siti datang terlambat, berarti hari ini siap mendapat hukuman dong” kilah Kasim, seketika hati bu Siti berbisik berarti selama ini segala prilakunya diperhatikan murid-muridnya, sekaligus kehadiranya sebagai cermin bagi anak-anak; sejenak mereka berdua diam seolah memikirkan sesuatu “ya sudah bu, kita damai saja ya” ucap Kasim tiba-tiba sambil mengacungkan tangan bermaksud bersalaman, “apa maksudmu Nak?” tanya bu Siti “Kita hari ini saling memaafkan dan tidak saling menghukum” jawab Kasim tersenyum, “kamu belajar dari mana?” tanya bu Siti heran mukanyapun berubah ceria, “di tivi bu” jawab Kasim, Bu Siti menerima uluran salam sembari mengajaknya masuk kelas “Sim, Kasim, ada saja jawabanmu” pikirnya

Bojonegoro, 10 September 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT UNTUK PU

KHOUL

Ngaji Pasan