Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

gagal

 GAGAL IKUT WEBINAR Moch. Syaechu Nasirudin. Siang hari hujan lumayan deras, sore hanya rintik beberapa waktu; Alhamdulillah, hujan menjadi rahmah bagi seisi alam, meskipun ada sebagian beranggapan hujan yang turun menjadi penghalang, karena ada kegiatan tertunda penyelesainya, atau mungkin tertunda mencapai tujuan. Apakah karena hujan hingga cuaca kurang bersahabat,? Rasanya bukan, tapi malam ini kekecewaan muncul, saat webinar dimulai ternyata alamat yang tertulis hanya berputar-putar, Sekali lagi dicoba, bisa nyambung beberapa menit setelah itu lenyap kembali, empat kali keluar masuk sambil berharap bisa ikut zoom meeting menarik malam ini, toh akhirnya belum juga berhasil. Ada rasa kecewa, namun apalah daya kekuatan alam maupun kuasa Tuhan belum berpihak, maka saat inilah diperlakukan pengalihan perhatian agar hati merasa lebih tenang. Kekecewaan dialami oleh siapapun, tergantung bagaimana seseorang menghadapinya; Bagi yang sedang jatuh cinta, di PHK dari kerjaanya atau bagi usaha

SERU

Gambar
  KESERUAN MENYUSUN SOAL BERBASIS SMARTPHONE Moch. Syaechu Nasirudin Jika dalam pelaksanaan Ujian Madrasah/Sekolah tahun-tahun sebelumnya, guru dimanjakan tidak membuat soal, maka ujian saat ini guru dituntut harus mampu menyusun soal sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki sekolah masing-masing. Sekolah yang menginduk pada lembaga di bawah naungan organisasi sosial keagamaan (NU dan Muhammadiyah misalnya), selama ini organisasi dimaksud sudah menyiapkan soal ujian, sedang sekolah pelaksana tinggal menerima bersih, seperti halnya dalam pelaksanaan Ujian Nasional, yang semua soalnya dibuat oleh tim, sehingg ada soal yang kadang kurang tepat diterapkan dalam satu sekolah. Kebijakan pemerintah yang menyatakan lembaga mempunyai hak keleluasaan sebagai pelaksana ujian, menuntut semua guru menyusun soal dan hebatnya soal tersebut berbasis smartphone, padahal tidak semua guru menguasai IT, akibatnya, banyak mereka yang kesulitan dan menuntut mereka belajar lagi. Disinilah muncul keseruan,

KEBERSAMAAN

Gambar
  KEBERSAMAAN Pandemi berkepanjangan menjauhkan jarak saling bertemu, saling bercerita dan curhat; ada saja tema yang dimunculkan seolah tak habis diperbincakan, mulai soal dapur bahkan sampai ke soal kasur. Momen bertemu menjadi kesempatan yang paling ditunggu, saat itulah muncul ide-ide kreatif termasuk diantaranya mengadakan makan bersama sebagai bentuk pelepas kangen; hilanglah semua beban, lupa yang di rumah sampai kadang lupa dengan siswa yang sudah menunggu di kelas. Kebersamaan menjadi penting bukan saja masalah makan, tapi memecahkan masalah yang sedang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran, sebab saat ini sudah muncul kurangnya kepercayaan murid kepada orang tua, dengan banyaknya anak yang sulit disuruh orang tua dan sibuk bermain smartphon, serta banyaknya siswa yang sering melanggar aturan sekolah dengan mengindahkan tugas yang diberikan guru. Lebih celaka lagi, muncul ketidak percayaan wali murid kepada guru, dengan banyaknya complain yang disampaikan akibat banyaknya tugas

MENJADI BLOGER BARU

  MENJADI BLOGER BARU Untuk menjadi penulis, rasanya masih ada yang kurang ketika belum mempunyai blog, sebab ide yang sudah dituangkan dalam rangkaian kalimat tidak bisa dimanfaatkan oleh orang lain dan hanya terpendam untuk diri sendiri. Namun bagi sebagian yang masih belum melek IT, membuat blog menjadi masalah tersendiri, membutuhkan perjuangan cukup lumayan termasuk berguru pada mantan siswanya, meskipun untuk itu belum sempat terlaksana dengan alasan berbagai hal, mungkin alasan sang siswa ewuh pekewuh atau bakal kesulitan memberi penjelasan pada gurunya yang sudah tua atau alasan lain. Perjuanganpun akhirnya membuahkan hasil, mudah-mudahan dengan menjadi bloger akan semakin rajin menulis, tiak sekedar  gaya-gayanan,  tapi mampu  tantangan baru muncul, apakah mempunyai blog untuk  saja atau untuk maksud lain  yang akan ditulis