Moch. Syaechu Nasirudin

  Puisi akrostik PANCASILA P erjuangan melawan penjajah sudah usai, tinggal bagaimana generasi ini mengisi kemerdekaan A kankah terlelap dengan kemolekan Negara Indonesia,  atau justru tergelincir pada faham yang berniat menghancurkan Indonesia? N egara ini didirikan dengan tumbal jutaan jiwa, bukan milik golongan atau perorangan C ukup sudah tumbalnya, jangan biarkan bercarut-marut akibat ulah kepentingan sebagian orang A badikan sejarah baru, agar Indonesia semakin maju S ingsingkan lenganmu, agar Indonesia tetap bersatu, dan  I diologi Pancasila tetap tegak, menjadi pemersatu L antangkan NKRI harga mati, dan Pancasila Jaya  A gar tujuan kemerdekaan menuju kesejahteraan Indonesia, tidak bisa terganggu. Bojonegoro, 1 Juni 2023 Moch. Syaechu Nasirudin

PUISI AKROSTIK mengenang 7 hari wafatnya   ATOK IBNUR RIBACH A- nak pertama lelaki kesayangan dan sangat disayang Eyang Kakung KH. Umar Masykur T- idak terduga dipanggil sang pencipta terlebih dahulu, sebelum menemukan asa O- bor juangnya telah tertelan bumi, bersama jasadnya yang tertimbun Tanah K- awan dan handai tolanpun berdatangan, melepas kepergian yang tidak terduga. I- nilah akhir kisah sang mekanik otodidak sejati B- uah hati yang tak pernah jauh dari orang tua, yang N- arasi hidupnya dipenuhi idialisme  U- ntuk mempertahankan kebenaran yang diyakininya, hanya R- ahasia illahilah yang mampu menjawab semuanya R- ahasia pula yang disimpan rapat bersama sikap dalam perjalanan hidup dengan menunjukkan I- nilah aku, inilah hidupku, inilah duniaku B- ahkan kadang mampu menembus dunia lain, semoga... A- smaralaya menjadi tempat singgah terakhirmu, bersama C- ahaya Rahman dan Rachim ilahiyah sang penentu jagat H- inggap menyinari tubuhmu seutuhnya seperti sedia kala. Amin. Bojonegoro,

  SWEET SEVENTEEN Anakku, usiamu sudah semakin beranjak Menghadapi tantangan yang semakin menanjak Apa yang kau persiapkan untuk merangkak Menemukan duniamu yang semakin sesak Anakku, hiduplah dengan karya Apapun bentuk dan coraknya  Sebab dari situlah kau akan berharga  Baik dihadapan manusia maupun yang Esa Tetaplah tegak busungkan dada Bersama kayakinan bahwa kau akan bisa Aku hanya mampu bernasehat sambil berdo'a Bermohon pada Allah sang penentu segalanya Anakku, aku tidak meninggalkan harta atau apapun  Kecuali keringat yang menyatu pada darahmu Biarlah tetesannya menjadi penuntun Sekaligus pengingat bahwa kau adalah penerus sujudku Selamat dan teruslah bersemangat. Bojonegoro, 15 Mei 2023. Ayahmu

  SEM4NG4T PAGI Meski bukan tahun baru Tapi pagi ini akan membuka lembaran baru  Melepas semua beban yang sudah berlalu Menyongsong tantangan yang akan terpangku Biarlah sinar mentari belum mampu menyengat Tapi jiwa, raga dan pikiran harus tetap semangat Menatap langit yang biasanya dihias awan Membentuk lukisan yang Indahya memanjakan Entah kemana perginya sang awan Padahal siang dan sore selalu menghias langit Tapi itulah cerita hidupan Bersama takdir illahi yang tidak bisa dikelit. Moch. Syaechu Nasirudin Bojonegoro, 07 Mei 2023