PROOFREADER

 PROOFREADER

Oleh : Moch. Syaechu Nasirudin

Proofreading merupakan aktivitas membaca ulang tulisan, untuk memeriksa secara seksama dan cermat agar naskah sebelum dipublikasikan jauh dari kesalahan, sehingga dengan demikian akan mampu meminimalisir kesalahan-kesalahan yang terjadi pada penulisan yang seringkali terjadi.

Penulis tidak terkecuali di blog pribadi, seringkali melupakan kesalahan kecil, mulai dari penggunaan tanda koma, tanda titik, tanda seru, penggunaan spasi (jarak) kata, typo,  sampai pada tanda tanya yang mengganggu kenyamanan pembaca. Disinilah dibutuhkan proses proofreading sebagai proses memeriksa dan memperbaiki kesalahan ketik, penggunaan ejaan, tanda baca, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata, sekaligus menilai apakah karya tulis mudah dimengerti atau justru berbelit-belit, sehingga karya tulis bisa dinikmati oleh pembacanya.

Proses proofreading berbeda dengan editing, sebab editing lebih fokus pada aspek bahasa sekaligus menyeleksi naskah apakah layak terbit atau sebaliknya, sedang proofreading tidak hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi, namun kadang harus melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa.

Karena itulah seorang yang mempunyai peran proofreading atau yang disebut proofreader dituntut menguasai KBBI, EYD, dan PUEBI, mengingat tugasnya tidak sekedar membaca naskah tulisan, namun mengoreksi kata yang sesuai dengan KBBI, memperbaiki struktur kalimat sesuai dengan EYD, dan ejaan lain untuk disesuaikan dengan PUEBI.

Dalam melaksanakan tugasnya, proofreader harus bertindak obyektif dan memposisikan dirinya sebagai calon pembaca, karena itulah proofreader menerapkan langkah sebagai berikut :

Langkah pertama, Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindah, menambah, menghapus seluruh atau sebagian dengan tanpa menghilangkan materi inti naskah aslinya.

Langkah kedua, Merevisi penggunaan bahasa seefektif mungkin, dengan mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen, walapun kadang harus menyusun ulang paragraf agar terjadi aliran teks yang mudah ifahami pembaca.

Langkah ketiga, Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, baik sintaks yang jelas maupun konsistensi gaya; editor seringkali bekerja sama dengan penulis   agar konten yang diubah atau disalin sesuai yang dimaksud penulis.

Langkah keempat, merupakan aktivitas terakhir, dengan mengecek ejaan, pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI, dengan memperhatikan konsistensi nama dan ketentuan, beserta judulnya.

Selain tersebut di atas, ada cara lain untuk melakukan proofreading. Adapun cara dimaksud dapat dilihat melalui youtube :  https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

Dalam vidio tersebut berisi : Buka google drive, pilih baru, pilih google dokumen, dan buka dokumen baru, tempelkan semua tulisan yang akan diedit, maka muncul kata-kata bergaris bawah merah, tidak perlu mengganti mengetik sebab akan muncul saran perbaikan, maka saran tersebut menjadi pilihan; Selain itu bisa menggunakan menu alat, dan akan muncul ejaan maupun tata bahasa, pilih ejaan dan tata bahasa, dan pilihlah kata-kata yang disarankan, jika terima maka klik terima dan akan berubah otomatis. akan muncul kotak dialog, sepertinya tidak ada masalah, artinya pemeriksaan sudah selesai setelah itu mendownload.

Meskipun sebelum naik cetak nantinya melalui proses editing, ada baiknya penulis mengedit tulisanya sendiri untuk memudahkan editor, begitu pula dengan proofreading, sebaiknya penulis mampu bertindak sebagai proofreader, agar pesan yang disampaikan akan benar-benar diterima dengan mudah oleh pembaca.

Bojonegoro, 03 Februari 2023

Resume 12 KBMN-28

Tanggal 03 Februari 2023

Thema : Proofreading, Sebelum Mnebitkan Tulisan

Nara Sumber : Susanto, S.Pd

Moderator : Helwiyah, S.Pd, MM,,,