MENOREH PRESTASI DENGAN MENULIS

 

MENOREH PRESTASI DENGAN MENULIS

Moch. Syaechu Nasirudin

Sampai saat ini, kegiatan menulis menjadi momok yang dihindari oleh siapapun termasuk profesi guru, yang keseharianya bersentuhan dengan tulis menulis, alasanyapun klasik, karena malas membaca, padahal tuntutan bagi yang berjibaku di dunia pendidikan adalah kewajiban membaca dan menulis.

Menurut para ahli, menulis akan mampu meningkatkan kecerdasan, Mengembangkan daya inisiatif maupun kreativitas, menumbuhkan keberanian, dan mampu mendorong kemauan ataupun kemampuan mengumpulkan informasi; sedang untuk Kesehatan menulis mempunyai manfaat :

1.       Meredakan stress

2.       Memecahkan masalah dengan lebih baik

3.       Menuangkan perasaan sesuai keinginan

4.       Memperbaiki suasana hati

5.       Meningkatkan daya ingiat

Sayangnya manfaat menulis sebagaimana dimaksud diatas, belum atau bahkan sama sekali disadari oleh sebagian akademisi yang seharusnya menjadi pioner dalam kegiatan tulis. Namun akhir-akhir ini (dimulai dari musibah covid 19), banyak bermunculan penulis-penulis pemula yang menghasilkan karya tulis, entah karena alasan mengembangkan kegiatan keseharian menulis di WA, status, karena mengisi waktu kosong atau alasan lain, sehingga banyak diantara mereka yang memantapkan diri untuk berprofesi sebagai penulis.

Bagi penulis pemula, seringkali menghadapi permasalahan-permasalahan sebagai  berikut :

1.  Susah memunculkan ide, pahahal ide sebenarnya bertebaran dimana saja yang kadang hilang begitu saja tanpa ditulis.

2.  Bingung mau menulis apa, merupakan kepanjangan dari kesulitan memunculkan ide, akibatnya muncul kebingungan mau menulis apa.

3.  Miskin kosa kata, atau mungkin sudah berjubel kosa kata, namun kesulitan memilih yang paling tepat sehingga justru kesulitan merangkai kata untuk dijadikan sebagai kalimat.

4.  Sering menunda-nunda, mungkin karena banyaknya kesibukan sehingga kegiatan menulis tertunda, dan manakala menjadi kebiasaan, maka penulis seringkali menemukan kegagalan dalam menyelesaikan tulisan.

5.  Tidak percaya diri, dimulai dengan perasaan bahwa tulisanya jelek, kurang layak baca atau perasaan lain, sehingga tulisan yang seharusnya bisa dibaca dan dinikmati orang lain justru tertumpuk, yang pada akhirnya menjadi tulisan usang tertinggal zaman.

Bagi penulis pemula, jangankan melejitkan prestasi dengan menulis, menyelesaikan tulisan saja menjadi tantangan tersendiri, untuk itulah perlu perjalanan panjang agar keberadaanya sebagai penulis diakui oleh pembacanya, atau paling tidak dengan perjalanan waktu tersebut tulisanya semakin enak dibaca.

Untuk mengetahui apakah tulisan layak baca, perlu berselancar di dunia maya dengan membaca karya-karya penulis lain, dan bergabung dengan komunitas penulis agar ada masukan-masukan, atau juga muncul tantangan yang seharunya dijadikan kesempatan menempa diri dalam berproses

Jika sudah terbiasa menulis dan dirasa ada perkembangan, maka mulailah mengikuti kompetisi menulis apapun, puisi, cerpen, essay, karya ilmiah, atau bentuk karya lain yang mampu mengembangkan hasil karya utuk lebih baik. Mungkin keikutsertaanya dalam kompetisi belum mampu dapat juara, tapi percayalah dari kekalahan tersebut akan mampu menumbuhkan kepercayaan diri.

Kata kuncinya, jangan pernah menyerah, teruslah berkarya, karena banyak pembelajaran yang akan didapat ketika memperhatikan tulisan para pemenang, dengan demikian, kemenangan tetap berpihak meskipun bukan dalam bentuk piala. 

Bojonegoro, 24 Februari 2023

Resume 21 KBMN-28

Tanggal 23 Februari 2023

Thema : Melejitkan prestasi dengan menulis

Nara Sumber : Rita Wati, S.Com

Moderator : Helwiyah, S.Pd, M.M


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT UNTUK PU

KHOUL

Pancasila