RESUME 4

 


MERUBAH KARYA ILMIAH MENJADI BUKU

Oleh : Moch. Syaechu Nasirudin

Bagi yang pernah melewati pendidikan minimal strata satu, dipastikan pernah membuat Karya Tulis Ilmiah (KTI) berupa skripsi, sebagai salah satu prasyarat kelulusan. Ternyata nasib KTI tesebut kurang menggembirakan, mungkin karena disusun asal jadi hingga essensinya hampa makna, pembahasanya diulang-ulang dari satu pengarang ke pengarang berikutnya, atau alasan lain yang kurang menguntungkan keberadaan KTI.

Nasib serupa dialamai oleh disertasi, tesis, atau penelitian yang berhenti pada laporan saja tanpa tindak lanjut, atau menjadi pajangan rak buku, dan paling banter masuk ke perpustakaan sekolah yang tertutup debu, karena sama sekali tidak tersentuh pembaca.

Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 mengartikan KTI sebagai suatu tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah, lantas apa saja Apa sajakah yang termasuk dalam katagori KTI.

Secara umum KTI ada dua yaitu : 

1. KTI Nonbuku antara lain : KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi;  KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal; dan KTI berupa ulasan atau resensi

2. KTI Buku yang terdiri dari Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi; Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan; Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding

Keseluruhan KTI tersbut memang wujudnya adalah buku, namun sejatinya bukanlah buku, dan lebih tepat jika disebut bahwa KTI merupakan laporan hasil penelitian yang sifat publikasinya terbatas, apalagi dikenal khalayak ramai, terkecuali oleh mereka yang membutuhkan data pendukung dan itupun kadang tidak sengaja menemukan karya tersebut.

Bagaimana solusianya,? Ubahlah karya tulis tersebut menjadi karya berbentuk buku, sehingga ilmu yang tersurat bisa dinikmati oleh siapapun tanpa sekat status, termasuk orang awam yang membutuhkan. Lebih dari itu, jika buku dimaksud diminati orang banyak, maka akan menambah pendapatan bagi penulis, selain mampu mengangkat namanya lebih dikenal khalayak umum. Bagaimana caranya?

1. Memodifikasi Judul, ubahlah judul yang berfokus pada penelitian dengan menghilangkan variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu) menjadi judul buku-buku yang punya daya tarik dan unik, mudah diingat, mencerminkan isi buku; Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif yang juga harus mendapat perhatian, mengigat berdampak pada daya jual. Misalnya judul tesis Pengembangan modul berbasis riset pada materi reaksi redoks untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas X MA diubah menjadi Kiat menulis modul berbasis riset.

2. Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan, artinya KTI merupakan laporan hasil penelitian yang umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku, karena itu harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku, sehingga tidak muncul lagi adanya beberapa sub bab yang membuat isi buku seolah-olah menjadi bagian yang terpisah-pisah

3. Modifikasi Bab I yang yang biasanya Pendahuluan, boleh tetap dipertahankan, sebagai pembuka yang atau kata lain yang tepat menggambarkan kemenarikan buku, dengan menghilangkan latar belakang permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka, dan lebih mengeksplor latar belakang agar isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku

4. Modifikasi Bab II, sederhanakan beberapa sub bab dan jadikan menjadi bab

5. Modifikasi Bab III, Pada bab ini boleh dihilangkan, namun secara keseluruhan menginclude ke bab 2 atau narasinya ditempatkan di bab 2, mengingat substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data.

6. Modifikasi Bab IV, Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku, dengan tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IVPada buku bab IV, pada bab ini dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung, namun tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. 

7. Modifikasi Bab V, pada bab ini biasanya diberi judul penutup yang dapat dipertahankan, dan isi bab ini tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian. 

8. Modifikasi Lampiran, Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku, Pertama, keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya, mamun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri. Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya

Kedua, menghindari kompilasi yang terlalu banyak, Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis, maka sejatinya penulis sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca, sehingga perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan.

Ketiga, memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis. Keempat, modifikasi bahasa baku, dengan menghindari pemakaian penanda transisi, termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis. Kelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku. Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

Karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan, sehingga terjadi pemahaman yang keliru jika  buku yang berasal dari KTI bermula dari kopi paste isi KTI, hapus yang tidak perlu dan mengganti judul.

Menulis buku sangatlah lues yang dipengaruhi oleh gaya tulisan, kreativitas dan pengalaman masing-masing penulis, terutama bagi penulis yang  sering berselancar dalam silaturrokhim berliterasi, tentu mempunyai ketajaman lebih dibanding dengan malas baca


Bojonegoro, 16 Januari 2023

Resume 4 KBMN-28

Tanggal 16 Januari 2023

Thema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Nara Sumber : Eko Daryono, S.Pd

Moderator : Nur Dwi Yanti, S.Pd


Komentar

  1. Cara pemaparan resume yang menawan pak, kalimat pembuka nya juga cerdas dan keren pokoknya..

    BalasHapus
  2. Sungkap debunya.. angkat karyanya.. dan torehkan nilai yang lebih membahana...

    BalasHapus
  3. KEREN DAN AKTUAL ..DI TUNGGU TULISAN SELANJUTNYA

    BalasHapus
  4. Luar biasa resume yang singkat padat dan manfaat. semangat , moga jadi buku

    BalasHapus
  5. Walau masih ada typo ..tetapi esensinya menarik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT UNTUK PU

KHOUL

Pancasila