Rehat di Mojokerto


 I want to break free

Kang Khasan

Stir bundar menyertai perjalanan ke Mojokerto, menepati janji bersilaturrahim ke sanak keluarga dan sekedar melepas kejenuhan di sawah, serta kejenuhan memelototi laptop yang mungkin tidak akan ada ujungnya.

Berangkat sebelum dzuhur bersama beberapa anggota keluarga, melaju landai, melewati beberapa pemandangan yang salah satu diantaranya proyek exon mobil, perusahaan Amerika Serikat yang mengeksplorasi minyak, di Kecamatan Gayam, Bojonegoro.

Sebenarnya ingin sekali berkunjung ke beberapa tempat wisata, mengingat Mojokerto merupakan wilayah yang menyimpan banyak bukti sejarah, terutama pada zaman keemasan kerajaan Majapahit, dan destinasi wisata alam yang memikat, tapi situasi kondisi dampak pandemi yang kurang menguntungkan, sehingga kami harus membatasi diri.

Alhamdulillah, ternyata jalan yang kami tempuh melawati wisata religi makam troloyo (syeh Jumadil Kubro, kakek Sunan Ampel) yang letaknya tidak jauh dari peninggalan kerajaan Majapahit, saya dan rombongan memanfaatkan waktu dengan menyempatkan berziarah, untuk mengingatkan diri pribadi bahwa suatu ketika akan menyusul beliau di alam kubur, sembari beristirahat sejenak untuk makan siang.

Sampai lokasi tujuan sekitar jam 15.20, cukup lumayan melelahkan perjalanan empat jam setengah, kami disambut hangat oleh semua saudara yang ternyata menjadi pengusaha kelapa.

Sebelun magrib, saya mendekat ke tempat usaha, melihat puluhan pekerja yang mengupas kelapa, ada diantara mereka yang dalam sehari melepas batok kelapa 650 butir, bahkan ada yang sampai 1.050 butir, dalam satu kelapa diberi ongkos 175 rupiah, sehingga dalam sehari mereka mendapatkan ongkos 113.750 sampai dengan 183.750; lumayan juga pendapatan mereka untuk ukuran hidup di Desa.

Setelah magrib, kontainer berisi sekitar 16.000; datang dari Sulawesi yang kemudian dibongkar 3 pekerja. Menurut pemiliknya, kelapa tersebut akan diproses, menjadi sekitar 5,2 ton daging kelapa untuk bahan baku santan instan, kulit arinya sebagai bahan kosmetik, dan batok kelapa menjadi arang, kelapa yang afkir diolah menjadi kopra. Bagi saya ini pemandangan, peluang sekaligus wawasan baru untuk berwirausaha, yang mungkin bisa dikembangkan di daerah setempat.

Saya tertarik dengan memilah dan memilih barangkali ada kelapa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan tanaman yang bisa dikerdilkan (bonsai kelapa), karena memang itu bagian kegiatan saya dalam mengisi waktu luang. Sayapun mendapat beberapa butir, cukuplah untuk keisengan diwaktu luang.

Rasanya ingin berlama-lama tinggal, ditengah suasana yang menyejukkan badan, tapi esok masih ada kegiatan menantang, semoga sukses selalu untuk semuanya, ditengah perjalanan itu saya mendengarkan lagu.I want to break free milik group Queen, sama seperti keinginan saya malam ini.

Amin.

Mojokerto, 30 Juli 2021

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT UNTUK PU

KHOUL

Pancasila