Menulis ketika Sakit


MENULIS DIKALA SAKIT

Moch. Syaechu Nasirudin

Siapa bilang tidak bisa menulis dikala sakit? Bapak Suharto guru MTs.N Jakarta mampu membuktikan, bahwa kondisinya yang sedemikian sakit parah, mampu menghasilkan beberapa karya tulis.

Awalnya Pak Suharto menpunyai minat kuat untuk menulis, hingga sudah menghasilkan satu buku yang berjudul Menggelar Azan, namun, ditengah rasa cinta menggelora, badai tornado menghantam tubuhnya, hingga lumpuh total tidak bisa bergerak bahkan napaspun kesulitan, yang tersisa hanya mata, telinga, dan memori.

Ada rasa kecewa teramat berat, mengingat saat keluar dari rumah sakit dalam kondisi lumpuh, badan belum mampu bergerak, satu tahun setengah tahun kemudian baru mulai menggerak-gerakkan tangan, sementara jari jemari masih kaku belum mampu menggenggam remot, sehingga praktis selama satu setengah tahun berbaring dan tidak mengikuti perkembangan dunia tulis menulis.

Suatu ketika handphone istri yang tertinggal berdering, Pak Harto minta asisten rumah tangga mengambilnya dan meletakkan di atas dada, untuk kemudian berusaha menyentuh, Alhamdulillah berhasil, dalam hati kecil berkata, kemana handphonnya selama ini. 

Ketika istri pulang mengajar, Pak Harto meminta HP dan sekaligus minta dibelikan kartu baru. Tanpa pikir panjang sang istri mencari dan membelikan kartu baru.

Mulai saat itulah Pak Harto berusaha menulis, walau belum bisa menggenggam HP. Dalam hati beliau, kenapa tidak menulis sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak. Akhirnya beliau menulis apa yang pernah dibaca, dilihat, dan didengar. Karena Pak Harto senang dengan motivasi, maka hampir setiap hari menulis artikel sederhana tentang motivasi hidup, disamping menulis tentang apa yang sedang terjadi dalam diri Pak Harto.

Ternyata banyak respon positif berdatangan, banyak diantara pembaca selalu menunggu tulisan berikutnya. Semangatpun tumbuh kembali, hingga tidak akan tidur sebelum menemukan bahan untuk ditulis besok, yang pada akhirnya mampu menghasilkan beberapa karya tulis, termasuk undangan menyampaikan materi dalam beberapa even seminar. Lebih membanggakan lagi, banyak teman guru baik di dunia nyata maupun maya memberikan kalimat sanjungan, sebagai guru inspiratif, dan motivator, bukan saja muncul dari para sahabat medsos, para yuotuberpun datang berkunjung ke rumah dan melabelkan Pak Harto sebagai guru motivator yang inspiratif.

Kunci dari keberhasilan perjalanan Pak Harto tersebut adalah, adanya niat, tekad dan semangat kuat, yang memunculkan rasa cinta menulis, hingga apapun kondisi yang menyelimuti jiwa seseorang, bukan menjadi kendala untuk menghasilkan karya, karena rasa cinta yang sudah mendarah daging.

Semoga menjadi inspirasi bagi semua guru, untuk tidak saja mencintai profesinya, namun juga mengembangkan ke atau giat literasi.


Bojonegoro, 18 Juni 2021


Resume ke : 28

Tema : Menulis dikala sakit

Nara Sumber : Suharto, S.Ag. M.Pd

Gelombang : 18

Tanggal materi: 18 Juni 2021

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT UNTUK PU

7 hari

KHOUL