Bunga istimewa

 

BUNGA ISTEMEWA

Kang Khasan

Embun pagi ini lumayan tebal, cukup menghalangi pandangan mata yang hanya mampu menembus beberapa meter, butiranya yang halus menerpa apapun, memunculkan udara segar yang masih belum dilewati lalu lalang asap knalpot pengguna jalan.

Pelan-pelan embun mulai memudar, bersamaan munculnya matahari yang memancarkan cahayanya, tapi masih ada puluhan anak santri yang bersimpuh di sebelah barat pusara menyenandungkan ayat-ayat Al-qur’an, berkhidmat mendoakan sang Kiyai yang sudah lama meninggal.

Saya memilih menunggu dengan menghindari kerumunan, agar mereka tidak merasa terganggu dengan melihat-lihat pemandangan alam sekitar, padi yang mulai mengeluarkan buah dan pohon di pinggir makam, yang batangnya memanjang, ujung daunya meruncing, berstruktur kaku dengan warna hijau pekat.

Baru saja ingin melihat bunganya, anak-anak santri yang hampir seluruhanya berasal dari sekitar Daerah Arjowinangun, Cirebon, menyelesaikan kegiatanya, mereka kelihatanya datang setelah jama’ah sholat subuh dengan berjalan kaki sekiatar satu kilometer, hingga sepagi ini sudah beranjak dari makam.

Saya melangkahkan kaki menuju pusara ayah yang tepat berada di sebelah selatan pusara sang Kiyai, ada beberapa santri yang menyalami dan berpamitan; setelah keadaan sepi saya duduk menarik nafas pelan-pelan sambil mengenang wajah ayah yang ketika meninggal mulutnya tersenyum, saya hadirkan wajah itu seolah ada dihadapan, sembari berdo’a semoga Allah mengampuni segala dosanya, diterima semua amal baiknya dan ditempatkan di surga.

Usai tahlil saya melanjutkan mengamati bunga kamboja yang baunya sangat khas, bentuknya menyerupai terompet, warna mahkotanya putih, ujungnya kuning, disebelah pohon tumbuh pohan yang sama, namun bunganya merah dan semuanya merupakan jenis kamboja.

Baik yang putih ataupun berwarna merah, mempunyai mahkota bunga berjumlah lima, saya sudah seringkali melihat bunga serupa apalagi lagi saat ziyarah di makam ayah seperti saat ini, tapi saat melihat bunga itu selalu saja ada yang menarik, dengan memuji betapa hebatnya Allah s.w.t yang menciptakan keindahan seisi dunia.

Baru saja saya ingin melangkah kaki untuk pulang, mata saya tertuju pada satu bunga yang sendirian, bunga yang sudah mekar itu seolah memanggil dan sayapun menghampiri, pelan-pelan saya memperhatikan, menghitung mahkotanya yang ternyata berjumlah enam. 

Saya hitung ulang memastikan, benar-benar mahkota bunga berjumlah enam, pikir saya mesti ada yang aneh, meski saya tidak tahu keanehan tersebut, aneh saja, hingga saya penasaran menghitung semua bunga kamboja yang pohonya berjajar di seputar makam, bahkan yang tinggi saya tarik sekedar melihat jumlah mahkota bunga.

Ternyata hanya inilah satu-satunya bunga yang mahkotanya berjumlah enam, maka saya petik bunga tersebut, sambil berpikir ini adalah bunga istimewa yang Allah ciptakan untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Meski saya belum tahu keperuntukan dan keistemewaan bunga ini, saya memilih menyimpan sebagai kenangan.


Bojonegoro, 11 Juni 2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT UNTUK PU

7 hari

KHOUL