Menerbitkan di Penerbit mayor

 PENERBIT MAYOR

Moch. Syaechu Nasirudin


Suatu prestasi tersendiri ketika naskah penulis diterima pada penerbit mayor, sebab agar naskah masuk ke penerbit tersebut perlu perjalanan dan perjuangan panjang, sehingga sepantasnya jika penulis akan memperoleh : pertama, kepuasan batin, mengingat buku yang diterbitkan melalui penerbit mayor mempunyai ISBN berperfeck 2 digit yang tidak dimiliki sembarang penulis, dan merupakan bentuk pengakuan bahwa penulis sudah benar-benar dianggap mayor.

Kedua, reputasi penulis akan terangkat, sebagai bentuk pengakuan dalam dunia tulis bahwa karyanya layak diterima masyarakat umum; Ketiga, karir penulis semakin baik, mengingat buku menjadi salah satu prasyarat peningkatan karir; keempat, pendapatan finansial bertambah melalui royalti atau bentuk lain; misalnya, karena reputasinya membaik, tidak jarang akan diminta menjadi narasumber di beberapa seminar.

Untuk menjadi penulis di penerbit mayor, pertama sekali yang menjadi pertimbangan penulis adalah mengetahui katagori produk buku di pasaran, yang terdiri dari dua kelompok besar, buku teks dan buku non teks.

Buku teks dibagi menjadi dua, yaitu : (1) Buku teks ‘Bupel’ atau buku pelajaran di semua tingkatan mulai dari buku mata pelajaran PAUD, sampai dengan tingkat SLTA. (2) Buku teks ‘Perti’ atau pelajaran untuk Perguruan Tinggi, dari semua jurusan yang cakupanya sangatlah luas.

Sedang buku non teks juga dibagi dua, terdiri dari : (1) Buku non teks fiksi, memuat karya sastra puisi, cerpen, novel dan sastra lainya. (2) Buku non teks berbentuk non fiksi, berisi tentang agama, politik, motivasi, dan bidang-bidang lainnya.

Disisi lain, semua penerbit baik mayor maupun minor merupakan organisasi bisnis, yang selalu berfikir untung dan rugi, oleh karena itu naskah yang diterima penerbitpun akan dipertimbangkan apakah naskah tersebut menguntungkan penerbit atau sebaliknya; naskah dimaksud adalah naskah yang mempunyai tema populer (sedang ngetren) saat ini, bahkan akan populer untuk beberapa tahun ke depan, misalnya dampak pasca pandemi covid 2019.

Meski demikian, popularitas penulis juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi penerbit, sehingga naskah yang seang ngetren dan nama baik penulis menjadi dua syarat diterbitkanya sebuah buku. Dalam hal ini penerbit mempunyai beberapa katagori :

  1. Tema tidak populer tapi penulisnya populer seperti ketika Pak Susilo Bambang Yuoyono (SBY) menulis perjalanan hidup, atau suatu ketika Pak Jakowi menulis kisah selama menjabat presiden, maka penerbit akan menerima karena popularitas penulis.
  2. Tema Populer, penulis populer, inilah yang paling disukai penerbit sebab ada kecenderungan laku keras.
  3. Tema Populer meskipun penulisnya tidak populer, katagori ini khusunya bagi penulis pemula yang sama sekali belum pernah menerbitkan buku di percetakan mayor,  untuk itu, penulis harus membuat buku paling tidak lima buku dan best seller semua maka buku ke enam dipastikan akan diterima penerbit mayor.
  4. Tema tidak populer dan penulisnya tidak populer, katagori inilah sesungguhya yang benar-benar di tolak oleh penerbit mayor.

Terlepas dari keempat katagori di atas, naskah penulis yang masuk dalam spesifikasi kebutuhan penerbit, biasanya akan dihubungi untuk diminta soft copy naskah secara keseluruhan, berikut surat perjanjian antara penulis dan penerbit diatas kertas bermaterai.

Penerbit kemudian akan membetulkan naskah melalui editorial, tahap ini butuh kejelian dalam tata bahasa yang terupdate saat itu, baru disetting sedemikian rupa hingga buku menjadi lebih menarik untuk baca, dibuatkan caver dan ‘dummy’ yaitu mencetak hanya satu buku menyerupai buku asli yang nanti akan di terbitkan; buku ini akan diserahkan pada penulis untuk di proof, yakni koreksi akhir dari penulis agar memperkecil kesalahan, baru kemudian dicetak dan didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui toko buku dan direct selling.


Bojonegoro, 02 Mei 2021

Resume ke : 12

Tema : Penerbit mayor

Nara Sumber : Joko Irawan Mumpuni

Gelombang : 18

Tanggal materi : 30 Aprl 2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT UNTUK PU

KHOUL

Pancasila