Menawarkan Buku


 JURUS MEMASARKAN BUKU

Moch. Syaechu Nasirudin


Bagi penulis, menerbitkan buku merupakan kepuasan tersendiri sekaligus motivasi untuk memunculkan karya berikutnya; dengan begitu penulis mampu memenuhi sebagian kebutuhan nonmaterial, namun demikian, penulis tentu saja berharap keuntungan ekonomi dari buku yang sudah diterbitkan.

Berbeda dengan penulis yang menerbitkan buku memalui penerbit mayor, yang pemasaran bukunya ditangani oleh tenaga pemasaran profesional, sehingga penulis tinggal menunggu royalti dari hasil pemasarannya. Sedang penulis yang menerbitkan buku melalui penerbit indi mempunyai tantangan tersendiri, untuk lebih agresif memasarkan bukunya agar dimiliki orang lain.

Silaturrochim menjadi salah satu jurus promosi ampuh, sebab bisa langsung mempresentasikan buku pada pembaca, sehingga isi bacaan dipertaruhkan, apakah menarik sesuai selera pembaca, bahkan keilmiahnyapun dipertanyakan, apakah mampu menjawab tantangan sesuai kebutuhan saat itu atau sebaliknya.

Isi buku sangat berpengaruh pada harga, semakin bagus isinya maka semakin mahal harganya, tidak jarang harga buku seratus kali lipat (bisa jadi lebih) dari nilai cetak, misalnya ongkos cetak 35.000; dipasarkan 75.000; 

Agar buku menarik pembaca, maka isinya harus bagus dan tentu saja enak dibaca, sehingga perlu diedit secara profesional oleh para editor yang memang menguasai di bidangnya, dan ini pula yang dilakukan penerbit mayor dengan menyeleksi dengan baik dan layak setiap buku yang akan dijual atau dipasarkan.

Memasarkan buku juga harus ditempuh melalui dunia maya, misalnya WA atau WA group dengan memamerkan caver disertai ringkasan isinya; Insagram dengan pemaparan metode story telling, dan melalui media youtube atau dunia blog yang dikemas sedemikian rupa tanpa mengurangi nilai buku yang dipasarkan, menjadi sarana pemasaran yang menguntungkan.

Uraian diatas menunjukkan inti pemasaran buku melalui silaturrokhim dan berkolaborasi, yaitu berkerjasama dengan pihak lain yang tentunya mempunyai jaringan kuat, sehingga buku lebih cepat dikenal yang secara otomatis akan menaikkan branding penulisnya, hal ini penting, mengingat nama penulis mempunyai nilai tambah dalam pemasaran buku itu sendiri.




Bojonegoro, 27 April 2021

Resume ke : 10

Tema : Tehnik Memasarkan Buku

Nara Sumber : Wijaya Kusuma, S.P. M.Pd

Gelombang : 18

Isi buku sangat berpengaruh pada harga, semakin bagus isinya maka semakin mahal harganya, tidak jarang harga buku seratus kali lipat (bisa jadi lebih) dari nilai cetak, misalnya ongkos cetak 35.000; dipasarkan 75.000; 

Agar buku menarik pembaca, maka isinya harus bagus dan tentu saja enak dibaca, sehingga perlu diedit secara profesional oleh para editor yang memang menguasai di bidangnya, dan ini pula yang dilakukan penerbit mayor dengan menyeleksi dengan baik dan layak setiap buku yang akan dijual atau dipasarkan.

Memasarkan buku juga harus ditempuh melalui dunia maya, misalnya WA atau WA group dengan memamerkan caver disertai ringkasan isinya; Insagram dengan pemaparan metode story telling, dan melalui media youtube atau dunia blog yang dikemas sedemikian rupa tanpa mengurangi nilai buku yang dipasarkan, menjadi sarana pemasaran yang menguntungkan.

Uraian diatas menunjukkan inti pemasaran buku melalui silaturrokhim dan berkolaborasi, yaitu berkerjasama dengan pihak lain yang tentunya mempunyai jaringan kuat, sehingga buku lebih cepat dikenal yang secara otomatis akan menaikkan branding penulisnya, hal ini penting, mengingat nama penulis mempunyai nilai tambah dalam pemasaran buku itu sendiri.




Bojonegoro, 26 April 2021

Resume ke : 10

Tema : Tehnik Memasarkan Buku

Nara Sumber : Wijaya Kusuma, S.P. M.Pd

Gelombang : 18

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SURAT UNTUK PU

KHOUL

Pancasila